NTERPERSONAL SKILL : KECENDERUNGAN MAHASISWA DALAM MELAKUKAN PROKRASTINASI AKADEMIK

KECENDERUNGAN MAHASISWA DALAM MELAKUKAN PROKRASTINASI AKADEMIK

Anggit Abdullah
Fakultas Sains dan teknologi Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Fenomena prokrastinasi akademik umumnya terjadi karena adanya kecenderungan untuk menunda dalam melaksanakan dan mengakhiri suatu aktivitas atau pekerjaan, sehingga prokrastinasi akademik didefinisikan sebagai prokrastinasi yang terjadi di lingkungan akademik. Mahasiswa terkadang sering melakukan kecenderungan untuk tidak segera memulai pekerjaan ketika diberikan suatu tugas atau project dan itu merupakan indikasi bahwa mahasiswa tersebut memiliki perilaku dalam menunda pekerjaan.

Keyword : prokrastinasi, prkrastinasi akademik, mahasiswa

Pendahuluan
Mahasiswa merupakan insan - insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi, dididik & di harapkan menjadi calon - calon intelektual. Sedangkan mahasiswa menurut Sarwono (1978) adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggidengan batas usia sekitar 18 – 30 tahun. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat. Tingkatan mahasiswa berdasarkan standar umum dengan variabilitas independentnya adalah “tahun masuk” (Faris, 2012), mahasiswa tahun pertama, tahun kedua, tahun ketiga, tahun keempat dan mahasiswa semester akhir adalah mahasiswa yang memasuki masa perkuliahanlebih dari 4 tahun atau telah mengambil tugas akhir.
Pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh manusia. Pendidikan dapat berupa pendidikan formal, nonformal dan informal. Masing-masing pendidikan memiliki peranan yang berbeda, akan tetapa memiliki tujuan yang sama yaitu membentuk insan yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang baik.
Istilah prokrastinasi pertama kali dicetuskan oleh Brown & Holtzman pada tahub 1967. Istilah ini berkarar dari bahasa latin “Procrastinare” yang berarti menunda sampai hari selanjutnya. Milgram (1991) menyebutkan bahwa prokrastinasi dilakukan semata-mata untuk melengkapi tugas secara optimal, namun menundaan itu tidak membuat tugas lebih baik,hal itu mengarah pada penundaan yang tidak berguna. (Jurnal Psikologi Universitas diponegoro Vol 3 No. 2. Desember 2006 oleh Rumiati).
Prokrastinasi yang terjadi pada area akademik disebut sebagai prokrastinasi akademik. Prokrastinasi akademik banyak dilakukan oleh pelajar atau mahasiswa (Fibrianti, 2009). Solomon dan Rothblum (1984) mengusulkan bahwa prokrastinasi merupakan kecenderungan menunda memulai menyelesaikan tugas dengan melakukan aktivitas lain yang tidak berguna sehingga tugas menjadi terhambat, tidak selesai tepat waktu, dan sering terlambat. Solomon dan Rothblum (1984) juga menjelaskan bahwa terdapat enam area akademik, yaitu tugas membuat laporan/paper, tugas belajar dalam menghadapi ujian, tugas membaca update berita terbaru. Selanjutnya, adalah tugas administratif (mengambil kartu studi, mengembalikan buku perpustakaan, dan membaca pengumuman), tugas kehadiran (membuat janji dan bertemu dosen) dan tugas akademik secara umum.
Tugas salah satu tugas yang dikerjakan mahasiswa adalah mengerjakan paper atau makalah yang bersifat mandiri sehingga mahasiswa dituntut untuk menetapkan jadwal kerja pribadi. Hal ini sama dengan tugas skripsi. Mahasiswa memiliki kebebasan untuk mengerjakan ataupun tidak mengerjakan. Namun, ketika mahasiswa tidak mengerjakan maka di masa depan, ketika tenggat waktu itu tiba, akan ada konsekuensi buruk, yaitu tidak dapat lulus. Di sisi lain, di masa kini, biasanya pelaku penunda-nundaan (prokrastinastor) akan mendapatkan berbagai kenikmatan dan keuntungan, misalnya ketenangan pikiran serta kesempatan melakukan hal-hal yang disenangi. Ketika dihadapkan pada pilihan antara melakukan sesuatu yang menyenangkan sekarang atau memberikan manfaat, namun baru dirasakan nanti, kemampuan individu untuk mengendalikan diri sangatlah berperan. Oleh karena itu, pada tugas yang bersifat mandiri seperti ini, mahasiswa memerlukan self-control yang baik untuk segera mengerjakan tugas yang telah diberikan.
Faktor terjadinya prokrastinasi akademik dikalangan mahasiswa ialah adanya waktu pengerjaan tugas yang terlalu lama, rendahnya motivasi berprestasi, adanya pekerjaan lain yang lebih menyenangkan, rendahnya kontrol diri, serta rendahnya penghargaan yang diberikan. Beberapa faktor tersebut bisa terjadi dalam satu waktudan menyebabkan prokrastinasi akademik yang semakin tinggi. 

Pembahasan
            Beberapa faktor terkait dalam permasalahan prokrastinasi akademik sebenarnya mampu diatasi. Misalnya untuk faktor pemberian waktu (deadline) yang terlalu lama yang biasanya diberikan oleh dosen terkait, maka mahasiswa dapat merubahnya menjadi keadaan yang mendesak, misalnya memberikan deadline lebih awal dari deadline yang berikan. Dengan pemberian deadline yang lebih awal akan mampu memaksa mahasiwa untuk tidak melakukan prokrastinasi akademik yang efeknya berkepanjangan.
Motivasi berprestasi menjadikan seseorang mampu mengejar impiannya. Dengan kata lain, jika motivasi berprestasi itu tinggi maka akan semakin memacu mahasiwa untuk mendapatkan prestasi yang di inginkan. Untuk menjadikan mahasiswa memiliki motivasi yang tinggi, perlunya diberikan reward and punishment. Sehingga jika mahasiswa melakukan prokrastinasi maka akan berpengaruh terhadap apa yang akan diterimanya nanti.
Faktor mengenai adanya pekerjaan lain yang lebih menyenangkan bisa timbul akibat mahasiswa lebih senang berperan aktif di lingkungan kampus atau diluar kampusnya. Misalnya ikut serta dalam organisasi kampus sehingga mereka melakukan prokrastinasi akademik. Mahasiswa dituntut harus berperan aktif bukan hanya di lingkungan organisasi saja, namun harus mampu ikut berperan aktif dalam lingkungan akademik.
Selain pada beberapa faktor tersebut, adanya faktor kontrol diri yang rendah menyebabkan prokrastinasi akademik di kalangan mahasiswa semakin tinggi. Calhoun dan Acocella (1990) mendefinisikan kontrol diri (self-control) sebagai pengaturan proses-proses fisik, psikologis, dan perilaku seeorang dengan kata lain serangkaian proses yang membentuk dirinya sendiri. Goldfried dan Merbaum (dalam lazarus, 1976), mendefinisikan kontrol diri sebagai suatu kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan perilaku yang dapat membawa individu ke arah konsekuensi positif. Kontrol diri juga menggambarkan keputusan individu yang melalui pertimbangan kognitif untuk menyatukan perilaku yang telah disusun untuk meningkatkan hasil dan tujuan tertentu seperti yang diinginkan (Lazarus, 1976).
Rendahnya kontrol diri seseorang menjadikan seseorang cenderung melakukan prokrastikasi akademik, sehingga untuk meningkatkan kontrol diri pada mahasiswa adalah dengan cara memberikan bimbingan yang jelas baik dari dosen maupun dari mahasiswa yang lain untuk turut ikut berperan dalam keaktifan kuliah. Faktor selanjutnya adalah rendahnya penghargaan yang bisa disebabkan oleh rendahnya reward dan punishment yang diberikan. Sehingga membuat mahasiswa tidak memilki motivasi yang baik. Pemberian penghargaan sekali-kali perlu diberikan untuk meningkatkan motivasi yang rendah yang bisa berujung pada prokrastinasi akademik.
Kesimpulan
            Kesimpulan yang didapat pada pembahasan mengenai kecenderungan mahasiswa dalam melakukan prokrastinasi akademik adalah sebagai berikut :        
1.      Prokrastinasi sebagai menunda-nunda pekerjaan yang seharusnya segera diselesaikan. Penundaan dilatar belakangi oleh rasa malas dan bersenang-senang dengan temannya yang berarti seseorang masih merasa nyaman dan enggan untuk melepas statusnya sebagai seorang mahasiswa.
2.      Pengaruh terjadinya tindakan prokrastinasi disebabkan karena faktor adanya waktu pengerjaan tugas yang terlalu lama, rendahnya motivasi berprestasi, adanya pekerjaan lain yang lebih menyenangkan, rendahnya kontrol diri, serta rendahnya penghargaan yang diberikan.
3.      Dalam meningkatkan kontrol diri pada mahasiswa dapat dilakukan dengan cara memberikan bimbing anyang jelas baik dari dosen maupun dari mahasiswa yang lain untuk turut ikut berperan dalam keaktifan kuliah. Dan rendahnya penghargaan bisa disebabkan oleh rendahnya reward dan punishment yang diberikan. Sehingga membuat mahasiswa tidak memilki motivasi yang baik. Pemberian penghargaan sekali-kali perlu diberikan untuk meningkatkan motivasi kepada mahasiswa.

Pustaka
Rumiani. 2006. Prokrastinasi Akademik ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Stress Mahasiswa. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro. Vol.3 No.2.
Nela, Bagus & nadia. 2013. Prokrastinasi Akademik dan self-control pada Mahasiswa Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Makara Seri Sosial Humaniora. 17(1):1-18
Putri & Vivik. 2012. Hubungan Prokrastinasi Akademik Dengan Ketidakjujuran Akademik Pada Mahasiswa Psikologi UIN Suska Riau. Jurnal Psikologi. Vol.8 No.1



Latest
Previous
Next Post »